Selama 10 tahun terakhir ini (sejak tahun 2010), kita sama-sama mengetahui bahwa munculnya Smartphone sangat banyak membawa perubahan positif pada kehidupan manusia. Munculnya ponsel pintar berbasis OS Android pada tahun 2008 sangat laris manis terjual layaknya kacang goreng khususnya di Indonesia. Keberadaan ponsel pintar berbasis OS Android berhasil menggempur habis OS Symbian milik Nokia dan juga menggerus Blackberry OS milik Blackberry Corporation.
Namun pada kesempatan kali ini, kita tidak akan mengulas sisi positif dari keberadaan smartphone / ponsel pintar di era digital seperti kondisi saat ini. Namun, kali ini kita akan membahas “efek negatif” yang sangat berbahaya apabila ponsel pintar ini digunakan oleh anak-anak yang belum siap mengatur waktu dalam menggunakan ponsel pintar ini. Untuk selanjutnya saya menyebut ponsel pintar ini dengan istilah “Setan Gepeng”.
Mengapa saya sebut dengan istilah “Setan Gepeng” ? Bukan tanpa alasan, karena alat tersebut jika tidak berhati-hati dalam penggunaan-nya bukan hanya melalaikan kita (karakter setan) dan gepeng diambil dari bentuk fisik dari ponsel pintar yang pipih / gepeng. Si setan gepeng ini juga akan membinasakan kita dan membuat kita terbelenggu dengan keberadaanya. Lalu bagaimana apabila si Setan Gepeng ini jatuh ketangan anak kecil yang belum cukup umur dan belum siap mengatur waktu dan kontent yang boleh diakses ? Jawabannya : Kehancuran Karakter Anak.
Betapa saya dan keluarga pernah mengalami pengalaman pahit dengan keberadaan si Setan Gepeng ini, mari simak kisah nyata yang saya alami :
Pada tahun 2014, sekitar 7 tahun yang lalu pada waktu kenaikan kelas anak pertama saya dari kelas 2 ke kelas 3. Saat itu menjadi moment kesalahan terbesar saya dalam mendidik anak. Pada saat itu saya melakukan proses sunatan anak saya yang sulung, alih-alih ingin “memberikan hadiah” kepada anak saya agar bahagia setelah disunat namun sebetulnya saya “memberi racun” berbahaya kepada anak pertama saya.
Saat itu saya menghadiahi anak sulung saya sebuah ponsel pintar (setan gepeng), kehancuran itu pun dimulai perlahan namun pasti. Hari demi hari setan gepeng mulai mempengaruhi karakter anak sulung saya. Tidak jauh beda dengan mereka yang kecanduan narkoba, anak sulung saya kecanduan dengan si setan gepeng ini. Dari bangun tidur hingga tidur lagi tidak pernah lepas dari pengaruh setan gepeng ini.
Anak saya yang sebelumnya penurut, ceria dan semangat dalam belajar dan beraktifitas. Berubah drastis menjadi anak yang pemalas, sulit diatur, gampang ngambek, malas belajar, emosi yang tidak stabil dan masih banyak karakter-karakter negatif yang muncul akibat pengaruh si setan gepeng ini. Padahal pada saat itu anak saya hanya menggunakan setan gepeng ini untuk bermain game, apalah jadinya ketika konten-konten negatif lain bisa diakses oleh anak saya pada saat itu. Na’udzuubillahi min dzaalik
Alhamdulillah pada tahun 2016 Allah memberikan sebuah takdir indah kepada saya dan keluarga. Qodarullah saya diuji sakit yang sangat berat sampai-sampai saya harus resign (mengundurkan diri) dari tempat saya bekerja dan membutuhkan proses recovery kesembuhan sekitar 6 bulan dirumah. Pada saat inilah saya berusaha menebus kesalahan saya dengan berusaha sekuat tenaga melepaskan pengaruh setan gepeng dari anak sulung saya.
Sangat berat !, iya … Penuh perjuangan !, betul … Penuh dengan derai air mata !, pasti. Butuh waktu sekitar 2 bulan untuk melepaskan ketergantungan anak sulung kami dari pengaruh setan gepeng ini. Dan Alhamdulillah, perjuangan kami tidak sia-sia. Dengan pertolongan dan taufiq Allah azza wajalla, kami berhasil melepaskan kecanduan anak sulung kami dari si setan gepeng pada tahun yang sama.
Dan Alhamdulillah dengan pertolongan Allah, selama 2 tahun (dari tahun 2016 s.d 2018) saya merecovery kesembuhan saya dari penyakit yang saya derita dan diwaktu yang sama saya juga merecovery karakter anak sulung saya yang baru saja move on dari kecanduan si Setan Gepeng. Dan saat tulisan ini dipublish Alhamdulillah ini anak saya sudah menjadi Santri kelas 3 setingkat SLTP diย Pondok Pesantren Tahfizh Al Quran – Hamalatul Qur’an di Jogjakarta
Dari pengalaman pahit yang saya ceritakan diatas, saya dan Istri berkomitmen untuk mendidik anak-anak kami dengan menjauhkan mereka dari akses penggunaan Si Setan Gepeng ini. Karena kami sangat faham betul dampak negatif yang ditimbulkan oleh benda tersebut. Semua anak-anak kami jauhkan dari Setan Gepeng dengan tujuan agar mas ke-emasan mereka tidak dihancurkan oleh pengaruh buruk Setan Gepeng ini.
Memang ada hal positif dar keberadaan si Setan Gepeng ini, namun bagi anak-anak keberadaan si Setan Gepeng ini lebih banyak membawa mudhorot dan kehancuran. Lebih lagi apabila tidak ada kontrol yang maksimal oleh kedua orang tuanya. Bersiaplah masa ke-emasan anak kita akan dibuat hancur oleh si Setan Gepeng ini, waspadalah !!!
Ayo Selamatkan Anak Kita Dari Setan Gepeng !
Lalu bagaimana cara kita sebagai orang tua untuk menyelamatkan anak-anak kita dari pengaruh setan gepeng, insya Allah saya akan membuat posting yang membahas hal tersebut. Stay tune ya … ๐