Bismillahi walhamdulillah, catatan ini saya buat untuk mengenang momen sekaligus klarifikasi terkait pengambilan keputusan yang mungkin sebagian orang bilang “Eman-Eman”, “Kok bisa ?”, “Sayang Banget Sih”, “Kan Udah Punya Posisi”, dan berbagai ungkapan-ungkapan lain yang tidak mungkin saya tuliskan satu persatu, yang pada intinya mengerucut kepadasebuah makna “Menyayangkan”.
Setelah menganalisa, menimbang, meminta izin kepada Ibu, mendiskusikan dengan Istri dan bermunajat kepada Allah melalui sholat istikharah tentunya. Akhirnya dengan mengucap basmalah saya putuskan “RESIGN” / “Mengundurkan Diri” dari PT. JUP per tanggal 31 Juli 2021. Surat pengajuan pegunduran diri sudah saya layangkan ke jajaran Direksi pada tanggal 1 Juli 2021, hal ini saya lakukan agar tidak menyalahi prosedur “One Month Notice” (pemberitahuan pengunduran diri 1 bulan sebelumnya) yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Saya sudah mendedikasikan diri saya di perusahaan tersebut +/- 3 tahun sejak bulan Juli 2018 sebagai Kepala Departemen IT. PT JUP sendiri merupakan anak perusahaan BUMD Pemprov salah satu provinsi yang cukup besar. Sebuah kebanggaan tersendiri pernah menjadi bagian dari perusahaan tersebut.
Pengunduran diri saya dari peruasahaan tersebut tentunya ada sebabnya, bagi saya bekerja merupakan bagian dari Ibadah kepada Allah yakni menjemput rezeki dengan cara yang halal untuk menafkahi anak, istri serta keluarga yang membutuhkan. Maka sebab-sebab proses pencarian rezeki pun harus jelas, misalkan :
- Terhindar dari kedzoliman (merugikan orang lain)
- Terhindar dari unsur ribawi mutlak (bank, asuransi, dan semacamnya)
- Terhindar dari riswah (sogok menyogok)
- Terhindar dari pemalsuan / fiktif / rekayasa
- Terhindar dari hati yang tidak khusyu
- Terhindar dari hal-hal yang merusak aqidah
- Dan hal-hal lain yang bertentangan dari syariat
Karena bagi saya mencari rezeki adalah tentang sesuatu yang thoyyib (baik), bukan semata-mata tentang besarnya digit angka yang saya peroleh setiap bulannya.
Tanpa bermaksud memberikan komentar negatif terhadap alur bisnis diperusahaan tersebut, namun ada beberapa hal yang akhirnya membuat saya semakin yakin bahwa resign adalah keputusan terbaik untuk menenangkan hati ini dari kegelisahan yang saya alami. Apa yang menjadi sumber kegelisahan ? Tentunya cukuplah saya yang mengetahui hal tersebut dan tidak layak saya publikasikan.
Dan akhirnya saya berdoa dan bermunajat kepada Allah, semoga Allah senantiasa karuaniakan kepada kita semua rezeki yang halal dan dapat mencukupi kebutuhan kami untuk beribadah kepada-Nya. Karena esensi hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Rabb-nya.